10 Cara Efektif Melatih Konsentrasi Anak Usia Dini – Konsentrasi adalah fungsi kognitif kompleks yang melibatkan pemusatan pikiran dan perhatian terhadap suatu tugas dalam jangka waktu tertentu dengan kemampuan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan kegiatan tersebut. Memiliki daya konsentrasi yang baik adalah bekal untuk si Kecil menang dalam setiap langkah hidupnya, termasuk pada performa akademis dan kemampuan sosialnya.
Oleh karena itu, penting bagi Mama mengetahui berbagai macam cara melatih konsentrasi anak di artikel berikut ini!
Kenapa Anak Perlu Konsentrasi?
Anak membutuhkan fokus dan konsentrasi tinggi untuk mendukungnya belajar dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik. Misalnya, saat membantu Mama menyiapkan makan malam, atau bermain dengan teman-temannya.
Namun, kemampuan konsentrasi anak di usia dini umumnya memang belum setajam orang dewasa rata-rata. Rentang konsentrasi anak di setiap tahapan umurnya pun bisa berbeda-beda. Berikut rentang konsentrasi anak yang normal:
- Usia 2 tahun: 4 – 6 menit.
- Usia 4 tahun: 8 – 12 menit.
- Usia 6 tahun: 12 – 18 menit.
- Usia 8 tahun: 16 – 24 menit.
- Usia 10 tahun: 20 – 30 menit.
- Usia 12 tahun: 24 – 36 menit.
- Usia 14 tahun: 28 – 42 menit.
- Usia 16 tahun: 32 – 48 menit.
Cara Melatih Konsentrasi Anak di Rumah
Jika tidak dilatih, masalah konsentrasi pada usia anak akan menimbulkan dampak jangka panjang saat si Kecil dewasa.
Anak bisa mengalami kesulitan belajar, berkomunikasi, dan beraktivitas sehari-hari. Sebelum terlambat, Mama bisa melatih dan meningkatkan konsentrasi anak usia sekolah dengan cara berikut ini.
1. Tidak Memberi Banyak Tugas dalam Satu Waktu
Salah satu cara melatih konsentrasi anak di rumah bisa dengan tidak memberi banyak tugas dalam satu waktu. Terlalu banyak tugas justru membuat anak susah konsentrasi dan hasil pekerjaannya tidak akan optimal.
Misalkan, Mama memberikan tugas pada anak, seperti membantu pekerjaan rumah tangga, menyusun rak buku, merapikan mainan, merapikan meja makan, memberikan selai pada roti, dan sebagainya.
Hal tersebut baik karena akan melatih tanggung jawab anak serta membuat anak terbiasa membuat progress atau kemajuan dalam kegiatan sehari-hari dan meningkatkan konsentrasi anak dalam beraktivitas.
Nah, Mama bisa meminta si Kecil mengerjakannya secara bertahap atau bergiliran. Jika anak mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu, khawatirnya ia akan kelelahan.
Selama mengerjakan tugas tersebut, beri jeda setiap 10 menit, misalnya untuk anak beristirahat atau mengambil camilan.
2. Beri Batasan Waktu
Meski pekerjaan rumah yang anak lakukan tidak hanya satu, bukan berarti ia harus mengerjakannya seharian. Mama bisa mengatur waktu sebagai cara melatih konsentrasi anak.
Untuk itu, Mama bisa memberikan batas waktu sekitar 15-20 menit pada setiap kegiatan. Jangan berikan waktu terlalu lama pada anak dalam melakukan satu kegiatan karena akan membuat anak mudah terdistraksi lalu tidak efektif.
3. Coba Mindfulness
Mindfulness adalah kemampuan dasar manusia untuk fokus dan konsentrasi. Menurut beberapa studi langkah ini dapat membantu anak untuk dapat berperilaku baik dan berkonsentrasi terhadap tugas yang dikerjakannya.
Mama bisa melatih si Kecil untuk melakukan mindfulness dengan cara meminta ia memfokuskan diri pada pernapasannya, yaitu saat menarik dan membuang napas. Trik ini bisa coba dilakukanmenarik napas dalam-dalam sebelum masuk kelas atau sesaat sebelum masuk kelas atau sesaat sebelum mengerjakan tugas.
Mama bisa melatih si Kecil untuk melakukan mindfulness dengan cara meminta ia memfokuskan diri pada pernapasannya, yaitu saat menarik dan membuang napas. Trik ini bisa coba dilakuka nmenarik napas dalam-dalam sebelum masuk kelas atau sesaat sebelum masuk kelas atau sesaat sebelum mengerjakan tugas.
4. Ajak Anak Bermain
Cara melatih konsentrasi anak tidak hanya dengan mengerjakan tugas, lho. Mama bisa meningkatkan konsentrasi si Kecil dengan mainan kesukaannya.
Tentunya jangan terlalu berlebihan agar anak tidak kelelahan dan jangan biasakan anak bermain tablet atau handphone, ya, Ma. Sebuah penelitian dari Hardy, dkk, tahun 2015 menunjukkan bahwa aktivitas otak yang cukup, yaitu 15 menit dalam sehari, 5 hari dalam seminggu akan berpengaruh besar pada konsentrasi.
5. Uji Ingatan Anak
Cara melatih konsentrasi anak berikutnya adalah dengan membuat daftar mainan atau makanan yang anak inginkan dan minta anak untuk hafalkan.
Kemudian, sekitar satu jam kemudian, tanyakan ke anak daftar tersebut dan lihat berapa macam mainan atau makanan yang dapat anak ingat.
Mama juga dapat mengulanginya satu hari kemudian dengan menambahkan jumlah daftar tersebut untuk mendukung stimulasi dan pembentukan memori anak.
6. Istirahat yang Cukup
Pentingnya istirahat yang cukup seperti menambahkan jam tidur selama 20 menit setiap malam atau tidur siang setelah pulang sekolah selama 30 menit juga penting sebagai cara melatih konsentrasi anak.
Jam tidur yang tepat dapat memperkuat sinaps saraf dalam pembentukan memori sehingga membantu meningkatkan konsentrasi anak
Hal tersebut akan membantu anak supaya dapat lebih tenang dalam mengendalikan emosi dan meningkatkan konsentrasi, terutama pada anak usia sekolah. Konsolidasi memori yang merupakan kemampuan untuk menciptakan memori jangka panjang akan meningkat selama tidur.6-15
7. Ajak Anak Rutin Berolahraga
Berolahraga secara teratur juga merupakan cara meningkatkan konsentrasi anak yang ampuh.
Sebuah riset dari tahun 2018 mengungkapkan, sekitar 116 anak kelas lima sekolah dasar (SD) mampu meningkatkan konsentrasinya hanya dalam waktu 4 minggu setelah rutin berolahraga.
Ada banyak olahraga ringan yang dapat dilakukan anak-anak, misalnya berlari, bersepeda, melompat, bermain bola, squat, push-up, hingga sit-up.
8. Ajak Anak Menikmati Alam
Tahukah Mama? Mengajak si Kecil menikmati pemandangan alam ternyata juga bisa menjadi cara melatih konsentrasi anak.
Menurut sebuah studi yang dimuat pada Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa melihat tanaman atau pohon-pohon hijau di halaman rumah atau lingkungan sekitar dapat meningkatkan konsentrasi pada anak-anak.
Studi tersebut juga menyebutkan bahwa lingkungan alam dapat meningkatkan perkembangan otak anak. Menarik, bukan?
Bahkan, bagi anak dengan ADHD, penelitian juga menyebutkan bahwa menghabiskan waktu menikmati alam dapat meningkatkan suasana hati, meningkatkan interaksi sosial, hingga mengurangi gejala ADHD.
Untuk itu, yuk ajak anak Mama ke taman setiap hari, setidaknya 15 sampai 20 menit. Mama dapat mengajak anak untuk berjalan ke taman, duduk di kebun atau halaman belakang rumah.
Penelitian oleh Nieuwenhui, dkk, tahun 2014 menemukan bukti bahwa menikmati alam di rumah atau di tempat bermain dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas. Mama dapat menaruh satu atau dua buah tanaman di tempat bermain anak atau tempat belajar anak.
9. Makan Makanan Bergizi Seimbang
Nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak ternyata sangat berpengaruh pada kemampuan konsentrasinya, Ma. Pemilihan makanan yang salah akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga anak tidak dapat konsentrasi dengan baik.
Maka, Mama sebaiknya berikan makanan yang bergizi seimbang dan tinggi omega-3 untuk meningkatkan daya tangkap dan kemampuan konsentrasi anak, seperti telur, ikan salmon, minyak ikan, daging merah, buah pisang, stroberi, jeruk, melon, alpukat, sayur bayam, wortel, kentang, dan lain-lain
Mama juga bisa berikan greek yogurt, sayuran hijau seperti bayam, kacang dan biji-bijian, oatmeal, serta apel dan plum.
Usahakan juga untuk meminimalisir asupan junk food, makanan mentah atau tidak mentah, kafein berlebihan, dan menghindari asupan gula berlebihan agar si Kecil lebih mudah untuk fokus.
Pastikan juga anak mendapat minuman yang cukup agar anak tidak dehidrasi dan tidak mengalami gangguan elektrolit. Umumnya, Mama dapat berikan 1,5-2 liter air perhari bila BB anak lebih dari 20 kg.
10. Berikan Reward
Mama juga harus ingat untuk memberikan pujian kepada anak setiap berhasil konsentrasi menyelesaikan tugas, ya, Ma, bahkan pada tugas sekecil apa pun.
Dengan memberikan pujian maka anak akan tahu bahwa dia sudah berhasil berkonsentrasi dan akan membangun kepercayaan diri pada diri anak. Anak juga akan lebih bersemangat pada kesempatan berikutnya.6-15